Tim penyelidik korupsi Tunisia menemukan harta karun mantan Presiden Zine El Abidine Ben Ali di istana kepresidenan di Kota Sidi Bousaid, pinggir Ibukota Tunis. Harta itu ditemukan tersembunyi di belakang sebuah rak buku.
Menurut kantor berita Associated Press, Senin 21 Februari 2011, tim pimpinan profesor kenamaan Tunisia, Abdelfattah Amor, menemukan perhiasan dan uang tunai dalam jumlah besar yang tersimpan dalam sebuah kotak kayu.
Kotak kayu ini berhasil ditemukan oleh tim penyelidik setelah melakukan penggeledahan ke istana yang telah ditempati Ben Ali dan keluarganya selama puluhan tahun.
Terletak di belakang sebuah rak buku, kotak kayu itu berisi uang tunai dolar, euro, dan mata uang lainnya dalam jumlah besar. Kotak itu juga menyimpan berbagai perhiasan, diantaranya adalah berlian dan kalung batu zamrud.
Amor mengatakan bahwa saat ini perhiasan beserta uang tunai tersebut disimpan di bank pusat Tunisia dan tengah diperkirakan berapa nilai temuan tersebut. Jika Ben Ali terbukti bersalah, maka temuan itu akan dikembalikan ke masyarakat.
“Setelah prosedur hukum selesai, harta-harta itu akan dikembalikan kepada rakyat Tunisia,” ujar Amor.
Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi pada 14 Januari 2011 ditengah gejolak demonstrasi menggulingkan dirinya di Tunisia. Ben Ali kemudian menjadi buronan tim penyelidik Tunisia atas tuduhan korupsi. Istrinya, Leila Trabelsi, juga dicara atas tuduhan menggelapkan emas batangan milik negara yang nilainya hingga triliunan rupiah.
Saat ini, pemerintah Tunisia tengah meminta informasi kejelasan kondisi Ben Ali kepada kerajaan Arab Saudi. Diduga Ben Ali tengah dalam keadaan koma di sebuah rumah sakit di Jeddah. Pemerintah Tunisia juga meminta Arab Saudi segera mengekstradisi Ben Ali jika dia masih hidup untuk menjalani proses penyelidikan di tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar